BUDAYA

  1. Kebiasaan dan Adat Istiadat
Kebiasaan dan adat istiadat merupakan sesuatu cikal bakal dalam suatu daerah begitu pula pada Desa Kertayuga. Berdasarkan hasil pengamatan, Desa Kertayuga memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam . Hal ini ditunjukan dengan kebiasaan warga dalam melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin yang dilaksanakan seminggu sekali. Selain itu, Desa Kertayuga berasal dari Suku Sunda dimana dapat diamati melalui bahasa yang digunakan sehari – hari yaitu Bahasa Sunda. Budaya tradisional masih kental dalam lingkungan Kertayuga yaitu bertani dan bercocok tanam , dan gotong royong.
Hal ini terbukti dengan daerah fisiografis Kertayuga yaitu lereng gunung dan merupakan daerah perkebunan cengkeh dan kopi. Gotong Royong dilakukan seperti membersihkan musholla (berhubungan dengan budaya islami yang kuat), membangun rumah, pembangunan desa dan kegiatan lainnya. Sama dengan desa lain , Desa Kertayuga masih kental akan kekeluargaan dan kebersamaan , satu sama lain saling mengenal dekat dan tidak ada jenjang antara generasi muda dan generasi tua dalam berkekeluargaan sesama warga desa. Hal – hal tersebut yang dapat di amati dengan baik dan jelas pada desa Kertayuga ini.
  1. Kesenian Daerah
Kesenian daerah yang terdapat di desa Kertayuga adalah kesenian calung dan bobodoran. Calung adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat. Calung sedikit mirip dengan angklung, namun cara memainkan calung adalah dengan cara memukul batangnya bukan digoyangkan seperti angklung. Di desa Kertayuga calung sudah ada sejak 8 tahun yang lalu. Perintis permainan calung di desa Kertayuga adalah ketua karang taruna pada waktu itu, yaitu pak Marno. Kesenian calung diwariskan dari generasi ke generasi sampai sekarang.
Kesenian lainnya yang ada di desa Kertayuga adalah bobodoran. Bobodoran merupakan kesenian melawak khas sunda. Sebenarnya bobodoran tidak beda dengan kegiatan melawak biasa, hanya saja dalam bobodoran melawaknya menggunakan bahasa sunda dan biasanya didampingi permainan kendang. Bobodoran di desa Kertayuga sudah ada sejak sebelum adanya listrik di desa. Perintis kegiatan bobodoran di Kertayuga adalah pak Suhenda. Dalam bobodoran ini para pemainnya tidak belajar dari seorang ahli. Mereka hanya membuat ide masing-masing dan menampilkannya. Baik calung dan bobodoran terus diminati oleh pemuda dan pemudi di desa Kertayuga.
  1. Efektivitas Norma dalam Masyarakat
Norma merupakan suatu aturan atau ketentuan yang mengikat suatu warga atau kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai. Setiap warga berkelompok harus memiliki norma, begitupun di desa Kertayuga. Selama kami berada di sini, warga Kertayuga memiliki kepatuhan yang baik terhadap norma yang ada. Salah satu contohnya adalah rasa tenggang rasa terhadap sesama warga masih sangat kental. Setiap warga yang bertemu satu sama lain mereka selalu saling menyapa, bahkan ke pendatang seperti kami. Tetapi ada norma yang masih belum di patuhi oleh warga Kertayuga seperti masih merokok walaupun sudah ada tanda “dilarang merokok”. 
Potensi
Desa kertayuga memiliki kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap tahun yaitu hari jadi kertayuga yang jatuh pada tanggal 20 september. Pada kegiatan ini masyarakat mengadakan berbagai kegiatan seperti bazaar, penampilan budaya tradisional dan hiburan lainnya. Setiap masyarakat berperan aktif dalam memeriahkan acara, baik ikut serta dalam bazaar dengan berjualan makanan tradisional asal kuningan maupun barang laiinya. Kegiatan ini merupakan salah satu daya tarik bagi masyarakat desa, masyarakat luar ataupun wisatawan yang akan berwisata ke situ wulukut. selain itu desa kertayuga memiliki potensi dalam bidang pertanian,  sehingga dapat dikatakan bahwa desa kertayuga merupakan salah satu produsen cengkeh dan kopi di kota kuningan.
Masyarakat desa kertayuga  ini rata-rata memiliki lahan atau kebun baik kebun cengkeh atau kopi. Pada saat masa panen datang bagi warga yang tidak memiliki kebun biasanya membantu warga lain untuk memanen dan membagi hasil panennya. Hasil panen berupa buah cengkeh biasanya dijemur hingga kering sedangkan daunnya dijemur untuk dijadikan minyak cengkeh.  Hasil pertanian juga biasanya sudah dipesan oleh beberapa pemborong atau tengkulak.tersebut akan menjual hasil pertanian ke berbagai daerah dikota kuningan.
Permasalahan
Kemajuan teknologi pada masa sekarang ini sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia, baik secara positif maupun negatif. Hal ini juga mempengaruhi kehidupan desa Kertayuga. Berdasarkan pengamatan, kemajuan teknologi dapat mempengaruhi mulai menghilangnya adat istiadat dan budaya asli dari desa Kertayuga, contoh penggunaan gendang asli dapat digantikan dengan “music player” untuk mempermudah dan persingkat waktu . Hal tersebut yang menjadi perhatian dalam KKNM Desa Kertayuga.
 Solusi
Bagi masyarakat tetap menjaga kebiasaan, budaya dan adat istiadat yang merupakan ciri desa Kertayuga. Terutama bagi generasi muda di desa Kertayuga, diharapkan mampu menyeimbangkan kemajuan teknologi dalam meningkatkan perkembangan kebudayaan, serta adat istiadat yang telah ada. Selain itu bagi masyarakat luar atau wisatawan membantu melestarikan dan mengeksplor potensi yang ada di desa sehingga masyarakat Indonesia tahu akan potensi yang ada di desa Kertayuga.

0 komentar:

Posting Komentar